Intan Jaya, Papua Tengah – Kehangatan antarwarga dan personel TNI kembali terasa di tengah masyarakat pedalaman Papua. Kali ini, Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti Pos TK Bilai menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat, khususnya anak-anak di Kampung Bilai, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya. Dalam kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh keceriaan ini, para personel Satgas membagikan sejumlah makanan ringan berupa permen yang disambut penuh antusias oleh anak-anak di kampung tersebut.
Kedatangan para personel Satgas disambut senyum ceria dan tawa bahagia anak-anak yang berlarian ke arah petugas. Di tengah keterbatasan akses dan sarana hiburan bagi anak-anak di daerah pedalaman seperti Kampung Bilai, kehadiran Satgas dengan bingkisan sederhana itu menjadi penyemangat dan bentuk nyata perhatian mereka terhadap masa depan generasi muda Papua. Pembagian permen itu bukan sekadar kegiatan sosial biasa, tetapi wujud nyata dari pendekatan persuasif yang mengedepankan sisi kemanusiaan dan kedekatan emosional antara Satgas dan warga.
Setiap helai senyum dari anak-anak di kampung tersebut tidak hanya menjadi penghiburan bagi para personel, tetapi juga menjadi lambang keberhasilan dari upaya non-militer yang dijalankan dengan tulus oleh pasukan penjaga kedaulatan di wilayah perbatasan. Satgas memahami bahwa keberadaannya tidak sekadar menjalankan tugas menjaga stabilitas dan keamanan, tetapi juga berperan sebagai mitra masyarakat dalam proses pembangunan sosial di daerah penugasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan pembagian gula-gula tersebut pun mendapat sambutan hangat dari tokoh masyarakat setempat. Bapak Karel Kobogau (42), yang dikenal sebagai tokoh intelektual Kampung Bilai, menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran Satgas Yonif 113/JS Pos TK Bilai atas inisiatif membagikan permen kepada anak-anak di desanya. Menurutnya, kegiatan sederhana namun penuh makna ini telah memberikan dampak psikologis yang positif, khususnya bagi anak-anak yang selama ini kurang mendapatkan hiburan atau perhatian dari luar kampung.
Ia meyakini, kedekatan yang terjalin melalui sentuhan sosial seperti ini merupakan langkah awal untuk membangun kepercayaan dan sinergi antara masyarakat dengan aparat keamanan. Dalam pandangannya, suasana yang penuh keakraban ini menjadi jembatan kultural yang memperkuat hubungan emosional dan komunikasi timbal balik yang sehat.
Komandan Pos TK Bilai, Kapten Inf Rustamiadi, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program rutin komunikasi sosial dan pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh Satgas Pamtas Yonif 113/JS. Ia menjelaskan bahwa kehadiran Satgas di wilayah pedalaman bukan sekadar menjalankan tugas pengamanan wilayah, tetapi juga diorientasikan untuk mendukung terwujudnya kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Menurutnya, kegiatan berbagi seperti ini sengaja difokuskan kepada anak-anak karena mereka adalah masa depan bangsa yang perlu diperhatikan sejak dini. Ia menambahkan bahwa dengan memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, para personel Satgas turut menanamkan kenangan positif serta semangat persatuan di dalam benak generasi muda Papua. Dirinya berharap, momen singkat namun bermakna ini mampu memupuk rasa persaudaraan dan kedekatan yang erat antara aparat dengan warga kampung.
Langkah-langkah kecil yang dilakukan oleh Satgas Yonif 113/Jaya Sakti Pos TK Bilai merupakan cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang menyatu dalam tugas-tugas pertahanan negara. Dalam kesunyian pedalaman pegunungan Intan Jaya dan di antara tantangan medan yang tidak mudah, hadir semangat persaudaraan yang terus tumbuh antara rakyat dan TNI melalui aksi-aksi sederhana namun berdampak besar terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Kegiatan tersebut menjadi penegas bahwa keamanan suatu wilayah tidak hanya bergantung pada kekuatan senjata, tetapi juga dari ketulusan hati dan kemanusiaan yang ditunjukkan aparat kepada rakyatnya. Apa yang dilakukan oleh Satgas Yonif 113/JS ini menjadi bagian dari wajah sejuk TNI yang hadir tidak hanya sebagai penjaga wilayah, tetapi juga sebagai pengayom dan penggerak harapan, terutama bagi anak-anak yang kelak akan menjadi penerus negeri.
Laporan : Salihan Beruh







































