Medan , Minggu, 5 Oktober 2025 — Di balik gemerlap kota, kegelapan kian menebal di Jalan Sei Mencirim, Gang Arohani, Dusun I, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Peredaran narkoba di kawasan ini kini semakin menggila—mencengkeram kehidupan warga dalam lingkaran ketakutan dan keputusasaan.
Tepat di depan PT Damai Abadi, wilayah tersebut disebut-sebut telah menjelma menjadi sarang narkoba terbesar di kawasan Sunggal, dengan omzet harian mencapai ratusan juta rupiah.
Dari hasil penelusuran dan keterangan warga, jaringan haram ini dikendalikan oleh dua bandar besar, yakni Pajar Thamrin dan Fahriyal alias Tok Ai. Keduanya disebut mengoperasikan bisnis terlarang itu dengan bebas—tanpa bayang hukum yang mampu menjerat langkah mereka.
Barak milik Fahriyal alias Tok Ai berdiri di tengah kebun pisang; disulap menjadi markas transaksi narkoba sekaligus lokasi dugem liar dan arena judi online.
Di tempat itu, sabu dan ekstasi dijual bebas, diiringi dentuman musik house yang meraung setiap malam hingga dini hari—menandakan pesta dosa berlangsung tanpa takut pada hukum dan nurani.
Sementara itu, Pajar Thamrin tak kalah berani. Selain membuka barak khusus untuk penjualan dan tempat pemakaian sabu di kawasan Paya Geli, ia juga diduga memasok setengah kilogram sabu setiap hari ke kawasan Gang Pante, Kampung Lalang—wilayah yang sudah lama dikenal sebagai titik rawan narkoba.
Aktivitas mereka bukan sekadar melanggar hukum, tetapi juga merobek tatanan sosial masyarakat, menghancurkan masa depan generasi muda yang perlahan terjerat candu.
Warga sekitar hanya bisa mengadu dalam bisu. Suara mereka tercekik oleh rasa takut, namun harapan belum sepenuhnya padam. Mereka menyerukan agar Kapolrestabes Medan segera turun tangan, melakukan penggerebekan besar-besaran, dan menangkap kedua bandar keji itu tanpa kompromi.
“Sudah terlalu lama mereka beraksi. Kami takut anak-anak muda kami hancur karena narkoba. Tolong aparat segera bertindak sebelum semuanya terlambat,”
ujar seorang warga yang meminta agar identitasnya dirahasiakan.
Masyarakat menegaskan satu suara:
tidak ada tempat bagi pengedar dan bandar narkoba di Sunggal.
Mereka mendesak agar Pajar Thamrin dan Fahriyal alias Tok Ai segera diburu, digerebek, dan ditangkap hidup-hidup—agar keadilan benar-benar tegak dan generasi muda terselamatkan dari racun yang mematikan.
(TIM)