Di Tengah Gempuran Teknologi Digital, Apakah Perpustakaan Masih Di Perlukan Saat Ini?

Waspada Indonesia

- Redaksi

Jumat, 14 November 2025 - 00:22 WIB

5029 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Nuri Kasturi – Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fkultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Email: nurikasturi17@gmail.com No.Hp: 082210745933

Kita menjalani kehidupan di zaman yang serba cepat dan terkoneksi. Informasi kini dapat diperoleh hanya dalam hitungan detik melalui perangkat elektronik yang ada di tangan kita. Mesin pencari, ensiklopedia online, serta berbagai koleksi e-book pada perpustakaan digital seolah menawarkan sumber pengetahuan yang tak terbatas, kapan dan di mana pun kita berada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ini menimbulkan sebuah pertanyaan penting: dengan semakin masifnya pengaruh teknologi digital, apakah perpustakaan fisik masih layak dipertahankan?

Jika pandangan kita terhadap perpustakaan hanya sebatas tempat penyimpanan buku, jawaban yang akan muncul mungkin saja “tidak”. Karena teknologi digital memberikan kemudahan yang sangat menarik. Akses cepat ke jutaan informasi, kenyamanan mencari referensi tanpa harus berpindah tempat, serta kebebasan dari batasan ruang dan waktu adalah keunggulan yang sulit disaingi oleh perpustakaan konvensional. Logika sederhana seolah menyarankan bahwa perpustakaan hanyalah peninggalan zaman yang sudah waktunya ditinggalkan.

Baca Juga :  Puluhan Personil Veteran,Warakawuri Dan Anak Yatim Terima Santunan Di Hari Juang TNI-AD Ke -78.

Namun, menyederhanakan perpustakaan hanya sebagai tumpukan buku adalah sebuah kesalahan besar. Pertama, perpustakaan berfungsi sebagai penjaga kesetaraan dalam akses informasi yang seringkali kita lupa bahwa kesenjangan digital masih nyata di masyarakat. Tidak semua orang memiliki perangkat yang memadai, sambungan internet yang stabil, atau kemampuan finansial untuk mengakses jurnal dan e-book berbayar. Di sinilah peran perpustakaan sebagai penyedia akses informasi berkualitas secara gratis untuk semua kalangan tanpa memandang latar belakang ekonomi sangat penting.

Kedua, perpustakaan menyediakan hal yang tidak bisa digantikan oleh internet, yakni kurasi informasi oleh manusia dan ruang yang kondusif. Di era dimana informasi palsu dan berlebihan mudah tersebar, kita membutuhkan lebih dari sekadar data dan kita perlu kemampuan memilah dan menilai kebenaran informasi. Peran pustakawan menjadi sangat krusial sebagai pemandu yang membantu masyarakat menemukan sumber terpercaya, membedakan fakta dari hoaks, dan mendukung proses pembelajaran secara efektif.

Selain itu, perpustakaan merupakan “ruang ketiga” yang berbeda dari rumah (ruang pertama) dan tempat kerja atau sekolah (ruang kedua). Perpustakaan adalah tempat publik yang bersifat netral, aman, dan tenang untuk membaca, belajar, merenung, atau sekadar berdiam. Dalam dunia maya yang seringkali gaduh dan individualistik, ruang fisik seperti ini menjadi sangat langka dan bernilai.

Baca Juga :  Ribuan Masyarakat Nagan Raya Do'a Bersama Memperingati Bencana Gempa Dan Tsunami Aceh Ke-19.

Tentunya, perpustakaan tidak dapat bersikap statis dan harus terus beradaptasi agar tetap relevan. Perpustakaan modern bukan sekadar tempat meminjam buku, tetapi telah berkembang menjadi pusat komunitas dan pembelajaran sepanjang hayat. Layanannya menggabungkan aspek fisik dan digital, menyediakan area kerja bersama, pelatihan literasi digital, akses database online, lokakarya keterampilan, serta menjadi fasilitator kegiatan komunitas lokal.

Akhirnya, hadirnya teknologi digital bukanlah ancaman yang harus menghancurkan keberadaan perpustakaan, melainkan peluang untuk bertransformasi. Esensi perpustakaan bukan hanya terletak pada media bacaan yang digunakan, melainkan juga pada tujuan membaca itu sendiri untuk memperoleh pencerahan, membangun hubungan, dan mendorong kemajuan peradaban.

Jadi, apakah perpustakaan masih diperlukan? Jawabannya adalah sangat perlu. Perpustakaan tetap dibutuhkan bukan sekadar sebagai gudang buku pasif, tetapi sebagai penjaga pemikiran yang dinamis dan inklusif. (*)

Berita Terkait

Anggota RAPI Nagan Raya Bertakziah Kerumah Ibunda Drs Syeh Marhaban
IKNR Banda Aceh Gelar Maulid Nabi, Bupati TRK Apresiasi Kebersamaan Warga
Ratusan Pencinta Geulayang Rebut Piala Danyon C Pelopor Dalam Rangka HUT Brimob Ke 80
RAPI Nagan Raya Ucapkan Selamat Atas 1 Dekade PWI Nagan Raya Dan Pengukuhan Pengurus Baru
Menjelang HUT Ke -80 Korps Brimob Polri Danyon C Pelopor Ajak Warga Donor Darah
RAPI Nagan Raya Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Tgk Syarwanidi Sampaikan Sejarah Rasulullah 
Puluhan Personil Brimob Polda Aceh Ziarah dan Bhakti Sosial di Makam Teuku Umar
DPSMAI Ajak Masyarakat Aceh dan Pelaku Usaha Meriahkan Selera Serumpun di TBG Kuala Lumpur

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 23:59 WIB

Lewat Talkshow “Keren Boleh, Ilegal Jangan!”, Bea Cukai Lhokseumawe Ajak Anak Muda Pahami Batas Thrifting

Selasa, 11 November 2025 - 02:23 WIB

Santri Juga Bisa Jadi Pegawai Kemenkeu: Semangat Kemenkeu Mengajar 10 Hidupkan Literasi Keuangan di Dayah Ulumuddin Lhokseumawe

Kamis, 6 November 2025 - 17:34 WIB

Bea Cukai Lhokseumawe Bangun Lingkungan Kerja Harmonis Lewat Internalisasi Budaya Kemenkeu

Kamis, 30 Oktober 2025 - 00:51 WIB

UIN Sultanah Nahrasiyah dan Bea Cukai Lhokseumawe Bahas Fenomena Thrifting di ASEAN

Senin, 27 Oktober 2025 - 17:37 WIB

Kunjungan Danlanal ke Kantor Bea Cukai Lhokseumawe Jadi Tonggak Penguatan Sinergi dan Operasional Pengawasan Laut di Aceh Utara

Kamis, 23 Oktober 2025 - 16:40 WIB

Bea Cukai Lhokseumawe Gagalkan Peredaran 3,87 Juta Batang Rokok Ilegal di Aceh Utara, Tiga Pelaku Diamankan

Sabtu, 27 September 2025 - 20:40 WIB

Prof Dr Sutan Nasomal Minta Presiden Peringatkan Ketum Partai Tindak Anggota Buat Kegaduhan Di proses Hukum

Rabu, 24 September 2025 - 22:07 WIB

Warga Keluhkan Jalan Elak Masih Ditutup, Pemerintah Diminta Percepat Pembangunan

Berita Terbaru