Jambi- mafia narkoba merajalela di provinsi Jambi di bawah kendali seorang wanita dari etnis tionghoa sebut saja dengan nama Helen, hasil investigasi tim media ini mendapat kan beberapa informasi mengenai peredaran gelap narkotika yang ada di kota Jambi dan Muaro Jambi dengan modus menyusup kedalam petinggi instansi aparat penegak hukum, mafia wanita dari etnis tionghoa tersebut mengutus anak buah nya yang biasa di sapa tikui, untuk menemui pejabat polri yang ada di Jambi guna kepentingan bisnis narkoba di wilayah Jambi, tikui juga merupakan warga Jambi yang ber etnis Tionghoa, hasil penelusuran media ini menemukan puluhan titik basecamp tempat transaksi dan konsumsi narkotika jenis sabu-sabu di kota Jambi dan kabupaten Muaro Jambi, basecamp-basecamp tersebut tumbuh dengan subur Tampa ada penindakan dari aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum akan bekerja melakukan penindakan apabila ada warga yang melaporkan aktivitas tersebut, penindakan yang di lakukan aparat penegak hukum tersebut hanyalah sebagai bentuk formalitas saja, ada beberapa titik basecamp yang di lakukan penindakan oleh aparat penegak hukum dari kepolisian atas laporan warga dan media online yang memberitakan terkait marak nya aktivitas peredaran gelap narkoba, penindakan yang di lakukan pihak kepolisian hanya berupa penutupan basecamp-basecamp yang di jadikan tempat konsumsi barang haram tersebut, dari beberapa titik basecamp yang di lakukan penindakan oleh aparat kepolisian tidak ada satupun yang di jadikan tersangka, menurut penuturan warga yang berada di sekitaran basecamp narkoba tersebut, jika di grebek pagi maka malam telah di buka lagi, dan ada juga yang di hancurkan ke esokan hari nya pindah ketempat yang tidak jauh dari tempat sebelumnya.
Menurut pengamatan sejumlah awak media aktivitas peredaran gelap narkoba di Jambi terstruktur dan sistematis serta masif, pasalnya setiap kali dilakukan penggerebekan oleh kepolisian selalu para pengedar tersebut sudah tidak berada di tempat seakan telah mengetahui bahwa akan ada penggrebekan di basecamp narkoba tersebut, nama Helen dan tikui ini sudah bukan menjadi rahasia lagi terkait peredaran gelap narkoba di Jambi, namun aparat penegak hukum di Jambi seakan enggan untuk melakukan penindakan terhadap kedua nama Helen dan tikui ini. semua pengedar yang berada di bawah payung Helen dan tikui ini di jamin keselamatan nya dari incaran aparat penegak hukum, kejamnya bisnis narkoba ini tak pandang bulu untuk mengorbankan pengedar yang mengedarkan narkoba di luar dari kelompok Helen dan tikui, Helen dan tikui ini membangun bisnis narkobanya dengan sistem memberikan kemoterapi kepada para bandar yang tidak tergabung satu bendera bersama Helen dan tikui akan di korbankan untuk menutupi bahwa polri tidak bekerja.
para pengedar yang di tangkap dan di jadikan tersangka 90 persen bukan dari kelompok Helen dan tikui, kepolisian dari ditresnarkotika Polda Jambi dan BNN Jambi tampak jelas memburu para pengedar yang bukan dari bendera Helen dan tikui.
tidak ada satu pun pengedar di luar bendera Helen Dan tikui berani membuat basecamp untuk transaksi dan konsumsi narkotika, para pengedar di luar bendera tikui mengedarkan barang haram narkoba secara sembunyi sembunyi, lain hal nya dengan pengedar yang tergabung dalam bendera Helen dan tikui, mereka mengedarkan nya secara terang terangan dan di sedia kan basecamp untuk mengkonsumsi barang haram tersebut
sehingga para bandar di luar bendera Helen dan tikui melihat bahwa Helen dan tikui ini memiliki power yang begitu besar dihadapan pengedar narkoba di luar bendera Helen dan tikui, dengan tujuan agar para pengedar tersebut melihat bahwa Helen dan tikui ini memiliki power yang sangat kuat, sehingga para pengedar di luar bendera Helen dan tikui dapat di kendalikan oleh kedua warga dari etnis Tionghoa tersebut.
awak media sudah menerbitkan ratusan berita online terkait peredaran gelap narkotika di Jambi, dan tidak sedikit pula awak media mendapatkan tekanan dari pihak Helen dan tikui, media ini pernah di hubungi oleh seseorang bernama Baron yang mengaku di perintahkan Helen untuk berkomunikasi terkait pemberitaan yang telah di terbitkan media ini sebelumnya, Baron menyampaikan kepada media ini agar media ini menghapus pemberitaan terkait basecamp narkotika milik Helen dengan meng iming imingi akan memberikan konfensasi bulanan kepada media ini, namun dengan tegas awak media ini menolak ajakan Baron tersebut.
kami akan menguraikan nama nama yang terlibat peredaran gelap narkotika dan tugasnya dalam bisnis narkotika di Jambi,
yang pertama adalah wanita yang ber etnis Tionghoa biasa di sapa Cece Helen, Helen merupakan owner dari bisnis peredaran gelap narkotika di Jambi.
nama yang kedua adalah tikui, atau biasa di sapa dengan sebutan mister tikui, tugas tikui mengatur dan menyusup kedalam tubuh institusi negara untuk kelancaran bisnis narkotika yang berada di seluruh wilayah Jambi. tikui merupakan adik dari Cece Helen owner bisnis barang haram tersebut.
nama selanjut nya, Koko ayong atau Galung, yang merupakan warga etnis Tionghoa, bertugas sebagai pemilik dan pemasok narkoba di basecamp yang berada di kabupaten Muaro Jambi.
dan nama yang terakhir warga yang bernama BN, B, ini di tugaskan untuk menyelesaikan terkait media yang mempublikasi kan aktivitas peredaran gelap narkotika.
sebelum nya warga jambi sudah merasa begitu bahagia saat terendus kabar bahwa ada pergantian Kapolda,
warga Jambi sempat menyandarkan harapan kepada Kapolda yang baru, agar dapat menuntaskan permasalahan narkoba yang kian hari semakin menjadi jadi di Jambi, harapan itu di tumpuhkan kepada sang jenderal bintang dua, ya itu inspektur jenderal polisi Rusdi Hartono sebagai Kapolda jambi yang baru, namun harapan warga Jambi tersebut seiring waktu berjalan kekecewaan yang di terima warga Jambi,
di bawah kepemimpinan sang Irjen pol Rusdi Hartono sebagai Kapolda Jambi, peredaran narkoba bukan menjadi berkurang malah semakin merajalela.
Mafia narkoba semakin berani membuka basecamp di pusat perkotaan jambi, sejumlah tokoh masyarakat dan tua tua tengganai serta para alim ulama cerdik pandai yang tergabung dalam lembaga adat kabupaten Muaro Jambi, akan segera melakukan tindakan sapu bersih seluruh basecamp narkoba yang ada di Jambi.
kegiatan tersebut akan di pimpin langsung oleh tua tua tengganai alim ulama dan cerdik pandai serta para imam masjid serta Khotib dan bilal, menuju titik basecamp yang ada di Jambi, tokoh masyarakat tersebut sudah sangat merasa resah atas ada nya basecamp narkoba di pemukiman mereka, di sampaikan haji Nawawi yang merupakan Tuo tuo tengganai Jambi agar seluruh masyarakat Jambi tetap satu komando, perangi narkoba, bakar dan hancurkan seluruh basecamp narkoba yang di jumpai, demi terjaganya moral anak muda serta anak cucu di masa mendatang.
haji Nawawi menerangkan bahaya nya efek narkoba dapat merusak moral, kesantunan, adab serta budaya Melayu Jambi yang ramah sopan santun dan berbudi pekerti.
haji Nawawi juga menegaskan siap ambil alih tugas polisi terkait peredaran gelap narkotika di Jambi, karena haji Nawawi menilai kepolisian jambi mandul dalam menangani mafia narkoba Helen dan tikui dari etnis Tionghoa ini, bahkan haji Nawawi beserta pasukan nya siap berjihad mewakafkan nyawa nya di jalan kebenaran untuk memerangi narkotika, sembari haji Nawawi mengumandangkan takbir sebanyak tiga kali, takbir Allahuakbar.