Bangkok, Thailand : Atlet menembak asal Aceh, Sulthanul Aulia Ma’ruf, kembali mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Ia berhasil meraih satu medali emas dan satu medali perak pada ajang SEASA Shooting Championship 2025 yang digelar di Bangkok, Thailand, 6–15 Oktober 2025.
Sulthanul yang diturunkan Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) tampil gemilang pada dua nomor bergengsi. Ia meraih:
🥇 Medali Emas – 10 Meter Air Pistol Men Team
🥈 Medali Perak – 10 Meter Air Pistol Mixed Team
Turnamen ini merupakan kejuaraan resmi Asia Tenggara dan menjadi ajang uji coba sebelum SEA Games 2025. Prestasi tersebut sekaligus mempertegas konsistensi performa Sulthanul setelah sebelumnya meraih emas dan perunggu pada PON XXI 2024 Aceh–Sumut.
Berkiprah di Tengah Kisruh Pembinaan Olahraga Aceh
Keberhasilan atlet asal Banda Aceh itu terasa istimewa, mengingat ia berjuang dalam situasi yang tidak ideal di daerahnya. Hingga kini, bonus PON 2024 untuk atlet Aceh belum jelas pencairannya. Bahkan, Sulthanul tidak masuk dalam program pembinaan atlet KONI Aceh tahun 2025.
“Saya tetap fokus latihan dan meraih prestasi. Soal pembinaan, biarlah para pimpinan KONI Aceh dan pemerintah Aceh yang memikirkan bagaimana masa depan atlet,” ujar Sulthanul saat dihubungi usai pertandingan di Bangkok.
KONI Aceh berdalih belum memasukkan atlet menembak ke program pembinaan karena kepengurusan Pengprov Perbakin Aceh belum terbentuk. Namun, Sulthanul menilai hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menelantarkan atlet berprestasi.
“Sebelumnya dana pembinaan tetap bisa diberikan meski melalui jalur langsung. Kami berharap ada solusi, bukan alasan,” tegasnya.
Harapan untuk Pemerintah Aceh
Dalam kesempatan itu, Sulthanul menyampaikan harapan khusus kepada Gubernur Aceh agar memberi perhatian serius terhadap atlet berprestasi, terutama yang kini sedang diproyeksikan memperkuat Indonesia di SEA Games 2025.
“Saat ini saya berlatih di luar Aceh dan kebutuhan peralatan sangat besar. Kalau tidak ada dukungan pembinaan, kami kesulitan bertahan. Kami hanya berharap diberi kesempatan masuk program pembinaan daerah,” tutupnya.
Meski menghadapi keterbatasan, Sulthanul tetap menjadi bukti bahwa semangat dan komitmen mampu menembus keterbatasan birokrasi. Prestasinya di Bangkok menjadi pesan kuat bahwa Aceh masih memiliki atlet berkelas internasional yang layak mendapatkan dukungan Penuh. (Red)