Gayo Lues — Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Kongsi, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah, Muhammad Ulil Albab Djalaluddin atau yang akrab disapa Gus Ulil, memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo SIK, atas komitmen dan kinerjanya dalam memberantas peredaran narkotika di wilayah hukum Gayo Lues, Provinsi Aceh.
Dalam pernyataannya, Gus Ulil menilai upaya yang telah dilakukan jajaran Polres Gayo Lues sebagai langkah nyata dalam menyelamatkan generasi muda Indonesia dari ancaman narkotika. Ia menyebut, kerja keras sepanjang tahun 2025 ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Kapolres Gayo Lues dan jajarannya yang sejak Januari sampai Oktober 2025 telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pemberantasan narkoba. Ini adalah perjuangan besar untuk menyelamatkan anak-anak kita, anak-anak bangsa ini,” ujar Gus Ulil di Wonosobo, Rabu (29/10/2025).
Data resmi dari Polres Gayo Lues menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2025, Satuan Reserse Narkoba telah menangani berbagai perkara besar yang melibatkan jaringan narkotika berskala nasional dan internasional. Dalam periode tersebut, aparat berhasil menyita 1,95 ton ganja kering, 2,7 kilogram sabu, serta 28 butir ekstasi. Selain menyita barang bukti, polisi juga berhasil mengungkap ladang ganja seluas 60 hektare, yang tersebar di 15 titik wilayah pegunungan terpencil.
Temuan ladang ganja tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, mengingat lokasinya yang tersembunyi dan akses yang sulit dijangkau. Upaya pengungkapan dilakukan melalui operasi intensif yang dipimpin langsung oleh jajaran Polres, dengan dukungan personel gabungan dari berbagai satuan.
“Tentunya ini bukan perkara mudah. Ladang-ladang ganja tersebut tersembunyi di kawasan pegunungan. Tapi dengan keberanian dan keteguhan, aparat penegak hukum bisa mengungkap dan menghentikan peredarannya,” kata Gus Ulil dalam rekamannya.
Sepanjang operasi tersebut, polisi mengamankan 56 tersangka, terdiri dari 22 orang yang terlibat dalam jaringan ganja, termasuk pelaku asal Malaysia yang diduga berperan dalam distribusi lintas negara. Selain itu, terdapat 30 tersangka kasus sabu, serta empat pelaku yang tertangkap karena peredaran ekstasi.
Menurut Gus Ulil, kinerja luar biasa ini harus terus dijaga dan didukung, tidak hanya oleh aparat kepolisian, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, pendidik, hingga orang tua di rumah. Ia menegaskan bahwa penyalahgunaan narkotika merupakan musuh bersama, dan pemberantasannya memerlukan sinergi lintas sektor.
“Semoga jajaran Polres Gayo Lues dan seluruh anggota tetap diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan berat ini. Kami sangat mendukung semangat bapak-bapak polisi dalam tugas mulia ini. Semoga Indonesia kelak benar-benar bebas dari narkoba,” katanya dengan penuh harapan.
Gus Ulil menambahkan bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan juga memiliki tanggung jawab dalam memberikan edukasi kepada santri tentang bahaya penyalahgunaan narkotika. Ia menyebut, para santri harus dilibatkan dalam gerakan nasional melawan narkoba, dimulai dari lingkungan terkecil.
“Insya Allah kami semua di pondok pesantren siap mendukung. Mari kita jaga bangsa kita dari ancaman ini. Tetap semangat, jangan surut, karena yang diperjuangkan adalah masa depan negara,” ujar Gus Ulil.
Langkah Polres Gayo Lues ini mendapat atensi dari berbagai pihak, tak hanya kalangan tokoh agama, tetapi juga pemangku kepentingan di tingkat lokal dan nasional. Banyak pihak menilai bahwa kerja-kerja penegakan hukum seperti ini perlu dijadikan model dalam rangka meningkatkan efektivitas pemberantasan narkotika di daerah rawan.
Polres Gayo Lues disebut akan terus melanjutkan pemetaan titik-titik rawan peredaran ganja dan obat terlarang, serta menjalin kolaborasi dengan instansi lain dalam rangka memperkuat upaya pencegahan dan rehabilitasi. Adapun para tersangka yang telah diamankan sedang dalam proses hukum lanjutan, baik di tingkat kepolisian maupun kejaksaan.
Dukungan dari tokoh seperti Gus Ulil dinilai penting untuk menjaga moral dan semangat aparat di lapangan. Harapan yang sama juga disampaikan berbagai elemen masyarakat: Indonesia yang bersih dari narkotika bukanlah mimpi, jika semua pihak bersatu melawan. (Abdiansyah)







































