Waspadaindonesia.com | BANDA ACEH — Partai Perjuangan Aceh (PPA) bergerak cepat merespons dampak bencana banjir di Pidie Jaya dengan menginisiasi pembukaan sekolah darurat dan posko kesehatan.
Atas arahan langsung Ketua Umum PPA, Prof. Adjunct Dr. Marniati, M.Kes, satuan tugas gabungan PPA turun ke Pidie Jaya untuk membahas langkah konkret pemulihan sektor pendidikan dan kesehatan.
Satgas gabungan PPA yang dipimpin Ketua Harian PPA, Musri, melakukan pertemuan resmi dengan Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri. Rombongan PPA turut didampingi Ketua Satgas Pendidikan, Ketua Satgas Kesehatan, serta Ketua Media Center PPA. Minggu 21 Desember 206
Pertemuan ini menegaskan komitmen PPA untuk hadir langsung di tengah masyarakat, khususnya anak-anak yang terdampak bencana.
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif PPA. Ia menyambut baik rencana pembukaan posko kesehatan dan sekolah darurat bagi siswa SD, SMP, hingga SMA, khususnya di wilayah Pidie Jaya yang terdampak banjir. Pemerintah daerah, kata Hasan Basri, siap menyiapkan lokasi dan dukungan teknis agar program ini dapat segera terlaksana.
Ketua Umum PPA, Prof. Adjunct Dr. Marniati, yang juga dikenal sebagai akademisi dan rektor, menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh terhenti meskipun dalam kondisi bencana. Menurutnya, pendidikan adalah penentu masa depan anak dan masa depan bangsa.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak Aceh berpotensi tertinggal dalam persaingan masuk perguruan tinggi negeri maupun luar negeri apabila proses belajar terhenti menjelang masa ujian.
PPA menilai negara tidak pantas mengabaikan pendidikan anak-anak korban bencana. Dalam paparannya, PPA mencontohkan praktik penanganan bencana di berbagai negara, di mana dalam 24 jam pertama bantuan material harus masuk, bantuan tunai wajib disalurkan maksimal tiga hari, dan dalam dua hari seluruh anak-anak harus ditempatkan di lokasi aman yang layak untuk tinggal dan belajar.
Menurut PPA, negara memiliki kewajiban konstitusional untuk menjamin hak pendidikan dan masa depan anak bangsa. Strategi utama penanganan bencana harus mencakup pendirian kelas darurat, pembangunan kembali infrastruktur pendidikan dengan standar tahan bencana, serta integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah agar siswa dan guru lebih siap menghadapi situasi darurat.
Selain itu, PPA juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan. Pelatihan bertahap bagi guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan dinilai penting, termasuk penguatan metode pembelajaran inovatif dan manajemen darurat. PPA juga akan menyiapkan psikolog profesional untuk memberikan dukungan kesehatan mental bagi anak-anak terdampak.
Sebagai langkah awal, PPA bersama mitra dan Universitas Ubudiyah Indonesia siap berkolaborasi membangun kembali sistem pendidikan Aceh yang lebih tangguh.
Hasan Basri Wakil Bupati Pidie Jaya menyatakan pemerintah daerah akan menyiapkan area sekolah darurat dan dukungan lainnya, dengan target sekolah darurat mulai beroperasi pada 8 Januari 2025, agar anak-anak Pidie Jaya dapat kembali belajar dengan aman dan bermartabat. [Redaksi]







































