Simpang Jernih – Hidup di wilayah pesisir maupun pedalaman tak sekadar persoalan geografis, tetapi menyimpan kekayaan budaya yang menjadi identitas kolektif masyarakat. Di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, upaya pelestarian budaya terus digalakkan melalui berbagai cara, salah satunya lewat dunia pendidikan dasar.
SD Negeri Pante Kera, sebuah sekolah dasar yang terletak di pedalaman Kecamatan Simpang Jernih, turut ambil bagian dalam kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang mengusung tema Tarian Bines: Kebersamaan dan Keanggunan Perempuan Gayo. Kegiatan tersebut ditampilkan dalam perhelatan Gebyar Budaya Aceh Timur 2025, yang berlangsung selama dua hari di Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur, pada Rabu (22/10/2025).
Partisipasi anak-anak dari SD Pante Kera bukan sekadar penampilan seni, melainkan bentuk konkret komitmen melestarikan identitas lokal yang berasal dari tanah Gayo. Tarian bines merupakan tarian tradisional masyarakat Gayo yang melambangkan solidaritas, kelembutan, sekaligus kekuatan perempuan dalam menjaga nilai-nilai adat dan kehidupan sosial masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, dan turut dihadiri langsung oleh Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., selaku pejabat tinggi kementerian. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya menjaga warisan budaya, baik yang ada di wilayah pesisir maupun pedalaman, sebagai bagian dari identitas bangsa yang tidak boleh tergerus zaman.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur, Bustami, S.Pd., M.Si, juga menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari visi dan misi pemerintah daerah dalam menyetarakan akses dan mutu pendidikan di seluruh wilayah Aceh Timur tanpa diskriminasi suku dan ras. Menurutnya, pendidikan harus berjalan berdampingan dengan pelestarian budaya agar generasi muda mengenal jati dirinya secara utuh.
Acara Gebyar Budaya Aceh Timur dibuka langsung oleh Bupati Iskandar Usman Al-Farlaky, S.H.I., M.Si, yang turut didampingi sejumlah pejabat penting dari lingkup Forkopimda dan utusan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Lapangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur dipadati masyarakat dan tamu undangan dari berbagai daerah yang menyemarakkan kegiatan tahunan tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala SD Negeri Pante Kera, Mulia Risa, S.Pd, menyebutkan bahwa keikutsertaan siswanya dalam kegiatan budaya ini menjadi pengalaman berharga sekaligus langkah awal dalam membangun karakter peserta didik.
“Momentum ini memberi semangat baru bagi siswa kami. Harapan besar kami, dari pengalaman ini, anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berkarakter, dan mencintai budaya sendiri sesuai visi dan misi sekolah kami,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras seluruh warga sekolah dan masyarakat Desa Pante Kera yang telah mendukung penuh hingga anak-anak mereka mampu tampil membanggakan di ajang kabupaten.
“Terima kasih kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat yang telah mendukung. Berkat kerja sama kita semua, tarian bines anak-anak SD Pante Kera bisa tampil mewakili Kecamatan Simpang Jernih dalam Gebyar Budaya Aceh Timur tahun ini,” tutupnya.
Penampilan anak-anak dari pedalaman Aceh Timur ini menjadi bukti bahwa budaya bukan melulu milik panggung besar, tapi tumbuh dan lestari dari desa-desa kecil yang menjaga jati dirinya lewat pendidikan dan semangat kebersamaan. (RED)