KUTACANE, WASPADA INDONESIA | Bupati Aceh Tenggara, H.M. Salim Fakhry, menebus biaya rumah sakit jenazah seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Aceh Tenggara yang sempat tertahan di Hospital Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap warganya yang mengalami kesulitan di luar negeri, khususnya mereka yang bekerja sebagai tenaga kerja migran.
Jenazah almarhumah Reni Daniati, warga Semadam Baru, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara, sebelumnya tidak dapat dipulangkan ke tanah air karena pihak keluarga tidak memiliki kemampuan finansial untuk membayar tagihan rumah sakit tempat almarhumah dirawat sebelum meninggal dunia. Kondisi itu menyebabkan jenazah tertahan selama beberapa waktu di rumah sakit di Malaysia, sementara keluarga di kampung halaman hanya bisa berharap ada bantuan agar almarhumah bisa segera dimakamkan di tanah kelahirannya.
Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Salim Fakhry menyatakan bahwa pemerintah kabupaten merasa terpanggil untuk turun tangan. Melalui koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah di luar negeri dan Dinas Sosial Provinsi Aceh, upaya penebusan biaya dilakukan agar proses pemulangan jenazah dapat segera berlangsung. “Untuk jenazah TKW asal Aceh Tenggara yang tertahan di Hospital Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, sudah kita tebus sebesar lebih dari Rp 72 juta,” ujar Salim Fakhry kepada awak media di Kutacane, Senin (30/6/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, setelah pembayaran tersebut dilakukan, pemerintah daerah melalui jalur resmi akan memfasilitasi proses pemulangan jenazah hingga tiba di kampung halaman. Koordinasi lanjutan dilakukan bersama Dinas Sosial Aceh agar proses administrasi dan logistik pemulangan berjalan lancar dan sesuai prosedur. Menurut Bupati, hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap warga yang mengalami musibah, terutama mereka yang telah berjasa mengharumkan nama daerah dengan bekerja di luar negeri.
Kisah Reni Daniati menambah daftar panjang buruh migran asal Indonesia, khususnya dari Aceh, yang menghadapi tantangan hidup berat di negeri orang. Banyak dari mereka berangkat dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga, tetapi tidak sedikit pula yang pulang dalam kondisi duka. Dalam situasi seperti ini, peran negara dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan, tidak hanya dalam memberikan bantuan darurat, tetapi juga dalam membangun sistem perlindungan jangka panjang bagi para pekerja migran.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara berharap agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya jalur kerja resmi serta perlindungan hukum dan sosial bagi tenaga kerja luar negeri. Kasus seperti yang dialami Reni menjadi cerminan bahwa perlindungan terhadap pekerja migran masih harus terus diperkuat. Sementara itu, pihak keluarga menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah atas bantuan yang diberikan, seraya berharap jenazah segera bisa dipulangkan untuk dikebumikan secara layak di kampung halaman.
Laporan: Salihan Beruh