KUTACANE, – Proyek pembangunan jalan rabat beton di Desa Lawe Pinis, Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, yang dibiayai dari Dana Desa Tahun Anggaran 2024 senilai Rp180 juta, kini menuai sorotan tajam. Pasalnya, infrastruktur jalan sepanjang 300 meter dengan lebar 3 meter itu sudah mengalami kerusakan parah meski belum genap satu tahun sejak dikerjakan.
Kondisi jalan terlihat retak, mengelupas, dan hancur di sejumlah titik. Warga desa yang sehari-hari memanfaatkan akses jalan tersebut menyatakan kekecewaan atas mutu pembangunan yang dinilai asal-asalan dan tidak sesuai harapan.
“Kami heran, padahal ini jalan baru saja dibangun tahun ini, kok sudah hancur seperti ini. Kami sebagai warga sangat kecewa,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di lokasi pada Jumat (11/7/2025).
Kepala Desa Lawe Pinis, Sedir, ketika dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (6/7/2025), mengklaim bahwa rusaknya rabat beton tersebut disebabkan oleh lalu lintas kendaraan warga yang melintasi jalan sebelum adonan beton mengering sempurna.
“Waktu itu cor-coran belum cukup kering, tapi warga sudah lewat pakai motor dan mobil. Itulah sebabnya jadi retak dan rusak,” ujar Sedir.
Namun, penjelasan itu dibantah oleh sejumlah pihak, termasuk LSM Komite Pemantau Korupsi (KPK) Aceh Tenggara. Ketua LSM KPK Aceh Tenggara, Jamal, menilai kerusakan itu tidak bisa hanya dikambinghitamkan pada warga. Ia mencurigai adanya penyimpangan teknis dan dugaan korupsi dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Kami mencium adanya indikasi pengurangan bahan material seperti semen, dan itu fatal. Jika benar, ini bentuk kejahatan terhadap hak rakyat. Proyek yang seharusnya bermanfaat untuk jangka panjang malah jadi proyek gagal,” kata Jamal dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).
Menurut Jamal, dugaan kuat mengarah kepada pelaksana proyek, termasuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa yang disebut-sebut telah melakukan pengurangan kualitas pekerjaan demi meraup keuntungan pribadi.
“Kami meminta aparat penegak hukum (APH) segera turun tangan menyelidiki proyek ini. Tidak bisa dibiarkan, karena ini menyangkut uang negara dan kepentingan publik. Kalau ada unsur pidana, harus diusut tuntas dan para pelakunya ditindak tegas,” tegasnya.
Proyek jalan rabat beton di Lawe Pinis masuk dalam program peningkatan infrastruktur desa yang bertujuan memperlancar akses masyarakat, terutama dalam kegiatan ekonomi dan mobilitas sehari-hari. Namun, hasilnya kini justru menjadi simbol kegagalan tata kelola anggaran desa dan lemahnya pengawasan dari berbagai pihak.
Warga berharap, kerusakan ini tidak hanya dijadikan catatan, tetapi ditindaklanjuti dengan audit menyeluruh serta perbaikan jalan yang bersifat permanen dan tidak asal jadi. “Jangan sampai kami yang dirugikan berkali-kali hanya karena kelalaian dan keserakahan oknum tertentu,” pungkas warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Inspektorat atau Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh Tenggara mengenai langkah yang akan diambil atas kerusakan tersebut.
Laporan Salihan Beruh