KUTACANE | Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mempererat sinergi dengan kalangan ulama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul ke-30 Abuya Syekh H. Ja’far Sidiq di Pesantren Nurul Islam, Desa Pinding, Kecamatan Bambel, Minggu (9/11/2025). Acara keagamaan yang digelar secara hikmat ini turut dihadiri Bupati Aceh Tenggara H. M. Salim Fakhry, jajaran legislatif, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ratusan santri serta warga dari berbagai kecamatan di wilayah tersebut.
Peringatan yang berlangsung sejak pagi ini diawali dengan pembacaan selawat dan dilanjutkan ceramah Maulid yang menggugah semangat keislaman dan cinta kepada Rasulullah SAW. Suasana akrab dan penuh kekhusyukan mewarnai kegiatan yang digelar di salah satu pesantren tertua di daerah itu tersebut. Selain mengenang perjuangan Rasulullah SAW, para hadirin juga memanjatkan doa untuk almarhum Abuya Syekh H. Ja’far Sidiq yang selama hidupnya dikenal sebagai tokoh ulama kharismatik dan panutan umat di Aceh Tenggara.
Bupati Salim Fakhry dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga hubungan erat antara pemerintah dengan kalangan ulama sebagai bagian dari pilar pembangunan daerah. Ia menyampaikan bahwa sinergi antara umara dan ulama bukan hanya tradisi, namun kebutuhan penting dalam memastikan arah pembangunan yang bermuatan nilai keislaman dan budaya lokal. “Kita harus menghormati para ulama dan guru-guru kita. Mari kita panjatkan doa untuk seluruh ulama yang telah berjasa menegakkan agama di Aceh Tenggara,” ujarnya di hadapan ratusan hadirin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati juga mengungkapkan komitmennya untuk menjadikan Aceh Tenggara sebagai daerah yang tidak hanya maju dari sisi pembangunan, tetapi juga berkarakter religius dan aman. Ia meminta doa serta dukungan masyarakat agar masa kepemimpinannya bisa membawa perubahan positif selama lima tahun ke depan. Menurutnya, hanya dengan kerja sama solid antara pemangku kebijakan, tokoh agama, dan seluruh elemen masyarakat, cita-cita tersebut bisa terwujud.
Dalam ruang pesantren yang penuh sesak, Bupati juga menyerukan pentingnya peran ulama dalam mencegah dan memerangi penyalahgunaan narkoba yang menjadi ancaman serius di berbagai penjuru daerah. Ia menyebut bahwa peredaran gelap narkoba telah menyasar usia muda dan menimbulkan kekhawatiran serius terkait masa depan generasi. Karena itu, dakwah dan pendidikan agama yang menyentuh hati diharapkan mampu menjadi benteng moral bagi kalangan muda, terutama santri dan pelajar di seluruh kabupaten.
Menutup rangkaian kegiatan, doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan daerah, kelancaran pemerintahan, serta agar Aceh Tenggara dilindungi dari segala jenis bencana dan fitnah. Kesatuan doa yang dipimpin para ulama menjadi simbol kuatnya persatuan antar elemen masyarakat dalam menjaga stabilitas spiritual dan sosial di tengah perkembangan zaman.
Peringatan tersebut dihadiri pula oleh Sekretaris Daerah, para anggota DPRK, asisten dan staf ahli bupati, seluruh kepala OPD, para pimpinan pesantren, tokoh masyarakat, serta warga yang datang dengan antusias. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kehidupan keagamaan tetap tumbuh subur di tengah dinamika sosial dan pemerintahan.
Laporan : Salihan Beruh






































