Tanjung Morawa | Di tengah deru modernitas dan hiruk-pikuk kehidupan masyarakat, sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang tampil mencuri perhatian dengan cara yang sederhana namun bermakna.
Desa Tanjung Morawa-B, di bawah kepemimpinan Nazarianti, sukses menghidupkan kembali semangat hijrah melalui gelaran peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, yang telah menjadi agenda rutin tahunan selama dua tahun berturut-turut.
Nazarianti bukan sekadar kepala desa biasa. Ia adalah sosok perempuan yang membawa roh kepemimpinan spiritual ke tengah masyarakatnya.
Sejak dipercaya memimpin, ia menginisiasi rangkaian kegiatan keagamaan yang tidak hanya menyatukan warga, tetapi juga memberi makna baru dalam perjalanan desa.
“Tahun Baru Islam bukan hanya seremoni. Ini adalah momentum untuk merefleksi diri, membenahi hati, dan membangun desa secara spiritual,” ujar Nazarianti dalam sambutan saat Tabligh Akbar yang menjadi penutup rangkaian kegiatan.
Perayaan yang turut dihadiri tokoh pemuda Osama itu, dimulai sejak pagi dengan sunat massal bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Program ini telah menjadi simbol kepedulian dan pelayanan sosial pemerintah desa yang konkret, menyentuh langsung kebutuhan masyarakat kecil.
Memasuki siang, kemeriahan berlanjut dengan Festival Anak Saleh.
Nazarianti dengan penuh semangat menyaksikan langsung lomba azan, hafalan surat pendek, dan busana muslim yang diikuti anak-anak dari berbagai dusun.
Di matanya, mereka adalah generasi penerus yang harus dipupuk sejak dini dengan nilai-nilai keislaman.
Menjelang malam, Pawai Obor menyulut semangat kebersamaan warga.
Di bawah langit Tanjung Morawa-B yang temaram, ratusan warga berjalan beriringan membawa obor dan melantunkan salawat.
Pemandangan ini menjadi simbol nyata dari semangat hijrah: cahaya dalam gelap, perubahan menuju kebaikan.
Nazarianti, yang juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial, menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini akan terus dilestarikan sebagai bentuk pembangunan karakter masyarakat desa.
“Dua tahun sudah kita jalankan agenda ini, dan insya Allah akan terus berlanjut. Karena membangun desa itu bukan hanya soal jalan dan bangunan, tapi juga hati dan akhlak,” tegasnya di hadapan jamaah tabligh yang memadati acara.
Apresiasi mengalir dari berbagai tokoh agama, pemuda, hingga orang tua yang melihat peringatan 1 Muharram di desa mereka bukan hanya meriah, tapi sarat makna.
Di tengah berbagai dinamika sosial, Desa Tanjung Morawa-B justru menunjukkan bahwa spiritualitas bisa menjadi fondasi pembangunan yang kuat, berkat visi seorang kepala desa yang tak sekadar memimpin, tapi juga menginspirasi. (AVID)