KUTACANE, WASPADA INDONESIA —Pengadaan baju untuk Karang Taruna di Desa Lembah Alas, Kecamatan Deleng Pokhisen, Kabupaten Aceh Tenggara, disorot publik. Proyek yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2025 itu diduga mengalami markup harga. Informasi dugaan ini mulai ramai diperbincangkan warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 150 baju Karang Taruna dibelanjakan dengan total anggaran mencapai Rp40 juta. Namun, kualitas dan harga baju yang diterima oleh pemuda-pemudi Karang Taruna dinilai tidak sebanding dengan nilai anggaran tersebut.
Salah satu aktivis sosial Aceh Tenggara, Adrian Pelis, angkat bicara menanggapi dugaan tersebut. Ia menilai pengadaan baju tersebut perlu diselidiki lebih lanjut oleh aparat penegak hukum, mengingat pengadaan barang dari uang negara wajib dilakukan secara transparan dan akuntabel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami menduga ada markup harga dalam pengadaan baju Karang Taruna ini. Dari hasil peninjauan langsung terhadap barang yang telah dibagikan, baik dari segi kualitas maupun taksiran harga, tidak sesuai dengan anggaran yang dikucurkan,” kata Adrian kepada Waspada Indonesia, Jumat (11/7/2025).
Adrian meminta aparat kepolisian, khususnya Unit Tipidkor Polres Aceh Tenggara, agar segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan tersebut.
“Ini menyangkut kredibilitas pengelolaan Dana Desa. Jangan sampai ada pembiaran terhadap praktik-praktik penggelembungan harga yang merugikan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Lembah Alas, Arifin, saat dikonfirmasi wartawan mengaku bahwa pengadaan baju Karang Taruna memang telah direalisasikan kepada para pemuda-pemudi desa.
“Baju itu kami berikan secukupnya untuk keperluan Karang Taruna di Desa Lembah Alas,” ujarnya singkat.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai jumlah pasti baju yang dibagikan dan rinciannya, Arifin enggan menjawab secara detail. “Yang jelas, untuk kebutuhan pemuda sudah saya penuhi semua dan sejauh ini tidak ada yang komplain,” katanya.
Laporan: Salihan Beruh
Editor: Redaksi Waspada Indonesia