Banda Aceh — Komitmen untuk mendorong transformasi digital berbasis teknologi dalam negeri terus diperkuat. Kali ini, BenQ dan Datascrip menghadirkan agenda strategis bertajuk “Transformasi Digital untuk Pengadaan Produk Dalam Negeri Melalui e-Katalog Versi 6.0”, dalam rangkaian BenQ TKDN Roadshow 2025 yang digelar di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Rabu (9/7/2025).
Mengambil tempat di ujung barat Indonesia, kegiatan ini menandai langkah lanjut dari upaya memperluas pemanfaatan produk dalam negeri yang telah memenuhi standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP), sesuai kebijakan nasional yang mendorong kemandirian industri teknologi.
Acara dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Pembangunan, Restu Andi Surya, SSTP, MPA, yang hadir mewakili Penjabat Gubernur Aceh. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku industri dalam mendukung pengadaan yang efisien dan berpihak pada produk nasional.
“Kita harus bergerak bersama, antara regulator, penyedia teknologi, dan pengguna, agar sistem pengadaan tidak hanya transparan dan adaptif, tetapi juga mendukung tumbuhnya produk lokal yang berkualitas,” ujar Restu dalam sambutannya.
BenQ dan Datascrip menggandeng sejumlah narasumber kunci dalam kegiatan ini. Salah satunya adalah Ari Sulindra, Analis Kebijakan Madya dari Direktorat Pasar Digital Pengadaan LKPP RI. Dalam presentasinya, Ari menguraikan arah kebijakan e-Katalog versi 6.0 yang dikembangkan untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pelaku pengadaan barang dan jasa.
Menurut Ari, platform e-Katalog tidak sekadar menjadi sarana belanja daring, tetapi instrumen strategis untuk memperkuat produk dalam negeri, efisiensi anggaran, dan akuntabilitas publik. “Transformasi digital pada sistem pengadaan harus didukung dengan ekosistem yang kuat—dari sisi regulasi, produk yang layak, hingga kesadaran pengguna,” ujarnya.
Dari sisi pelaku industri, BenQ Indonesia menampilkan jajaran eksekutif yang hadir langsung dalam kegiatan ini. Di antaranya Andryanto Candra Wijaya (President Director), Muhammad Yusuf Guamo (Business Development Manager Interactive Flat Panel), dan Erlina Dyah Listyowati (Business Development Manager Projector). Dari Datascrip, hadir pula Rendy F. Ahmad (Department Manager) dan Mike Avellinus Thendry (Division Manager).
Dalam kesempatan tersebut, BenQ memperkenalkan sejumlah perangkat display yang telah bersertifikasi TKDN dan BMP. Produk-produk itu antara lain Interactive Flat Panel BenQ Board seri RE6504FVD (52,23%), RE7504FVD (52,16%), RE8604FVD (50,38%), dan RE9804FVD (47,99%). Jajaran produk ini ditujukan untuk mendukung pembelajaran digital di ruang kelas modern serta ruang kerja kolaboratif di lingkungan pemerintahan dan swasta.
Selain itu, turut diperkenalkan lini Smart Projector terbaru, seperti E7006ST (50,34%) dan E8000 (49,13%), yang menggabungkan kemampuan proyeksi cerdas dengan efisiensi energi dan kepraktisan penggunaan. Menurut Muhammad Yusuf Guamo, kegiatan roadshow ini lebih dari sekadar promosi produk. “Ini adalah ruang edukasi dan kolaborasi. Kami ingin menunjukkan bahwa produk lokal mampu bersaing dari sisi teknologi, kualitas, dan kepatuhan regulasi,” ujarnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi pemerintahan, lembaga pendidikan, hingga pelaku pengadaan barang/jasa dari berbagai kabupaten/kota di Aceh ini memperlihatkan antusiasme yang tinggi terhadap solusi digital buatan dalam negeri. Dalam catatan panitia, peserta tidak hanya mendapatkan paparan teknologi, tetapi juga pengalaman langsung mencoba perangkat display interaktif dan proyektor pintar yang dirancang untuk integrasi mudah dalam lingkungan kerja yang modern.
Dengan penyelenggaraan di Banda Aceh ini, BenQ dan Datascrip menegaskan konsistensinya mendukung arah kebijakan nasional, khususnya dalam memajukan industri teknologi berbasis TKDN dan memperluas jangkauan solusi digital dalam negeri ke wilayah-wilayah strategis di seluruh Indonesia. “Kami percaya bahwa Aceh memiliki potensi besar dalam transformasi digital sektor publik. Ini adalah awal dari kolaborasi yang lebih kuat ke depannya,” tutup Andryanto Candra Wijaya.
Laporan: Salihan Beruh