Kutacane Waspada indonesia.com | Partai berlambang pohon beringin (Golkar) Aceh Tenggara, mendapat menuai isu miring. Hal itu terjadi pada saat pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang bertema”Orientasi Calon Legislatif Tahun 2024, yang dilaksanakan di kantor partai Golkar setempat jalan Ahmad Yani Kutacane, pada Kamis 5 Oktober 2023 kemarin. Namun dalam rakerda tersebut dikabarkan diwarnai terjadinya perpecahan.
Isu.miring itu disampaikan oleh salah satu pengamat politik Aceh Tenggara enggan disebutkan namanya pada Jumat 6 Oktober 2023 kepada waspada Indonesia.com bahwa dia merasa kecewa terkait kejadian antara sesama pendukung calon legislatif (caleg) dari partai tersebut.
Dia menyebutkan, Rakerda yang dihadiri dari seluruh calon legislatif dan petinggi-petinggi partai lambang pohon beringin, sempat sedikit terjadi nuansa perpecahan diantara pendukung Caleg DPRA yang telah ditetapkan dengan pendukung Caleg DPRA yang gagal ditetapkan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut sumber waspada Indonesia.com bahwa pendukung Caleg DPRA yang telah ditetapkan dengan pendukung Caleg yang gagal ditetapkan itu, sedikit komplain terkait isu pencekalan terhadap Caleg yang sesama memiliki massa pendukung dari daerah pemilihan (dapil) yang sama.
“Hal ini merupakan sebuah kerugian besar bagi partai Golkar. Sebab terjadinya indikasi pencekalan bisa-bisa dapat menggagalkan peraihan kursi di parlemen khususnya kursi untuk anggota DPRA provinsi Aceh. Namun kita hanya berharap atas kejadian itu tidak berimbas terhadap masing-masing pendukung dari partai tersebut,” Karena sangat merugikan daerah kita. Harapnya
Seperti diketahui oleh khalayak umum bahwa adapun Caleg DPRA yang telah ditetapkan sebagai peserta di Pemilu tahun 2024 dari partai tersebut diantaranya yakni, H. Ali Basrah, Hasanusi SKD dan lain-lainnya.
Sedangkan seorang Caleg yang gagal ditetapkan yaitu, Gabe Martua Tambunan, SE yang diketahui mempunyai pendukung yang sangat banyak. Hal tersebut, dinilai dari keberhasilannya yang menduduki kursi DPRK Aceh Tenggara, selama tiga periode berturut-turut. Dan karir politiknya sangat cemerlang. Namun sayangnya beliau terhambat karena adanya praktek dugaan pencekalan untuk menjadi caleg anggota DPRA provinsi Aceh yang akan datang.[Hidayat]