Penulis : Irma Ismail (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Pembahasan dan sosialisasi terkait radikalisme seolah tak lekang oleh waktu. Hal ini dapat dilihat dari info Bidang Humas Polda Kalimantan Timur yang menggelar sosialisasi terkait pencegahan paham radikalisme, terorisme, dan intoleransi di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Qur’an Ahlus Suffah Balikpapan pada Rabu, 12 Februari 2025.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para santri tentang bahaya paham-paham menyimpang dan menjaga keamanan lingkungan pesantren. Selain itu juga disampaikan beberapa point penting lainnnya terkait dengan ancaman paham radikalisme, terorisme serta cara mencegahnya di lingkungan pendidikan, khususnya pesantren. Beberapa pesan utama yang disampaikan meliputi waspada terhadap paham radikalisme dan intoleransi, serta menolak segala bentuk provokasi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Sebenarnya sosialisasi radikalisme ini bukanlah hal baru karena sudah sering dilakukan di tahun-tahun sebelumnya. Apalagi radikalisme ini disinyalir sudah masuk ke dalam lembaga pendidikan dan inilah alasan kuat untuk terus mensosialisasikan apa itu radikalisme kepada para siswa baik di sekolah umum ataupun pondok pesantren.
Adanya berbagai peristiwa serangan kepada beberapa Gereja pada malam perayaan Natal pada tahun 2000 meskipun tidak ada korban jiwa tetapi jelas menimbulkan traumatik bagi masyarakat luas. Hingga kasus Bom Bali pada 12 Oktober 2002 yang menyentakkan seluruh masyarakat Indonesia, dengan 200 lebih korban meninggal. Apapun alasannya tetap tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak bersalah apalagi karena berbeda keyakinan. Kiranya inilah yang membuat penjagaan super ketat di malam ibadah kaum kristiani. Kewaspadaan akan kembali munculnya aksi terorisme membuat pemerintah bersiaga selain sosialisasi terus dilakukan.
Akan tetapi ketika membahas tentang teroris dan radikalisme , maka tak pernah terlepas dari kaum muslim dan Islam, sekuat apapun usaha pemerintah untuk mengatakan “tidak” tetapi fakta di lapangan berkata sebaliknya. Barang bukti pelaku atau baru terduga teroris berupa buku-buku tentang jihad bahkan kitab suci Al-Qur’an pun tak ketinggalan. Hingga muncul daftar Ustadz atau penceramah radikal, masjid radikal hingga perguruan tinggi radikal. Bahkan ketika seorang pegawai memasang bendera Tauhid di meja kantornya, tempat instansinya dikatakan sudah disusupi oleh paham radikal.
Hal ini sudah bisa menjawab bahwa tuduhan radikalisme adalah upaya deradikalisasi terhadap ajaran Islam yang masih masif dilakukan. Stigmanisasi radikal terhadap kaum muslim yang ingin menerapkan Islam secara kaffah dan menyeluruh tak bisa dibendung. Terlebih adanya kesadaran dari sebagian besar kaum muslim akan ajaran Islam yang sempurna dan mampu menuntaskan berbagai persoalan kehidupan.
Hal ini mampu membuka mata sebagian kaum muslim, bahwa segala keterpurukan dan kerusakan yang terjadi dikarenakan umat muslim jauh dari pegangannya yaitu Syariat Allah. Hanya saja kembalinya pemahaman Islam kaffah jelas akan menganggu berbagai kepentingan kelompok tertentu yang akan mengancam eksistensinya.
Gaya hidup sekuler yang berasal dari Barat dan telah menjadi pijakan negeri memang membuat umat muslim jauh dari syariat-Nya. Kebebasan dalam bertingkah laku, berbuat apa saja hingga kebebasan dalam hal kepemilikan telah membuat umat ini menjadi terperosok jauh ke jurang. Pergaulan bebas, riba, korupsi, seks menyimpang, judi, minuman beralkohol hingga pembunuhan di mana-mana, kedzoliman semakin dipertontonkan oleh kebijakan yang menimpa masyarakat kecil sudah menjadi santapan sehati-hari.
Penguasaan sumber daya alam oleh sekelompok para pemilik modal atau oligarki tak bisa dibendung lagi dengan adanya aturan yang mengijinkan SDA ini dikuasai oleh individu ataupun kelompok bahkan asing dan faktanya sumber daya alam yang kita miliki secara hakikat dimiliki oleh negara lain.
Inilah sistem kehidupan negeri ini, kerusakan terjadi bukan karena taat Syariat tetapi karena menerapkan hidup sekuler yang penguasa tak mampu menjaga rakyatnya sendiri. Mencari kambing hitam atas kekacauan yang terjadi, membuat framing untuk menutupi kekacauan yang ada. Umat menjadi di paksa untuk tidak memikirkan lebih jauh permasalahan dan akar masalahnya.
Maka ketika ada sekelompok kaum muslim yang menyadari akan hal ini dan melakukan aktivitas dakwah untuk menyadarkan kepada umat kembali ke Islam kaffah, jelas hal ini menjadi ancaman bagi kelompok pengusung kebebasan. Menjadi lonceng kematian bagi para oligarki yang saat ini menguasai SDA.
Membenturkan kelompok dakwah atau kaum muslim dengan penganut agama lain, narasi beragama yang sekuler dan moderat, toleran, minoritas dan menyamakan semua agama sama adalah yang memang tertuju kepada umat Islam yang sedang mencoba menjalankan Islam secara sempurna dan menyeluruh.
Islam jelas dalam hal menghormati berbagai agama yang ada (pluralitas) tetapi Islam menolak menyamakan semua agama sama (pluralism). Islam punya tata cara sendiri dalam beribadah dan mengatur kehidupan ini yang jelas tidak sama dengan agama lain. Begitu juga dengan agama lain punya aturan sendiri.
Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri bahwa narasi radikalisme adalah settingan barat untuk memoderatkan kaum muslimin serta mencegah bangkitnya Islam ideologis. Menjalankan aturan Islam bak makanan prasmanan, membuang yang tak sesuai dengan kepentingan dan kelompoknya.
Hal ini harusnya menyadarkan umat muslim, bahwa apapun sistem yang bukan dari Islam pasti akan menimbulkan kemudhoratan atau keburukan bagi umat manusia. Kaum muslim telah melihat dengan jelas bahwa persoalaan bangsa ini karena tidak menerapkan Islam ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia mengakibatkan kekacauan yang membuat masyatakat terdzolimi, tidak ada riayah atas masyarakat, fakir miskin semakin tenggelam dalam kesengsaraan.
Narasi radikalisme kembali dibuat untuk mengalihkan masyarakat dari kenyataan buruk yang tengah dihadapi. Sudah saatnya kaum muslim yakin dan kembali ke ajaran Islam secara kaffah sebagai solusi atas berbagai problematika kehidupan yang dengan sisitem ini Islam akan menjadi rahmat bagi segenap alam.