Jakarta — Hari Gizi dan Makanan biasa juga disebut sebagai Hari Gizi Nasional (HGN), secara resmi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hari Gizi dan Makanan merupakan momentum penting untuk meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Melansir situs resmi Kemenkes, Hari Gizi dan Makanan adalah Hari Gizi Nasional yang secara resmi ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai peringatan dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Djuru Penerang Makanan oleh LMR (Lembaga Makanan Rakyat) pada tanggal 25 Januari 1951. Hari Gizi dan Makanan diperingati pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya.
Peringatan Hari Gizi dan Makanan 25 Januari merupakan momentum penting dalam peningkatan kepedulian dari berbagai pihak dalam rangka membangun gizi menuju bangsa yang sehat dan berprestasi melalui pemenuhan gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan, sehingga mampu mendorong pencapaian RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) di bidang kesehatan.
Pakar Nutritionist & Dietitian Audy Aprillia sekaligus influencer yang aktif melakukan edukasi gizi dan pola hidup sehat di platform media sosial Tiktok dan Instagram terkait mitos dan fakta seputar makanan dan diet yang sedang viral saat ini.
“Pola makan di kalangan generasi muda khususnya Gen Z ini dibentuk dari karakter dan lingkungan. Karakter gen Z sangat melek teknologi dibandingkan dengan generasi babyboomers, mereka gak mau ribet dan serba cepat. Gen Z juga sangat aktif di sosmed dan mau eksplore banyak hal, yang penting selalu update dan mengikuti trend. Termasuk trend diet dan makanan. Banyak trend diet di sosmed yang keliru, contohnya diet Tiffany Plate di tahun 2023 kemarin sangat ramai diperbincangkan oleh pengguna medsos kar dan banyak diterapkan dikalangan gen Z namun ujungnya tidak berhasil karena tidak sesuai dengan lidah atau kebiasaan makan orang Indonesia, ada juga trend makanan viral seperti mie pedas dan crombolini yang wajib FOMO wajib di cicipi oleh gen Z, trend-trend viral seperti inilah yang mempengaruhi pola makan gen Z ” ungkap Audy di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
Gen Z juga sangat aware dengan kesehatan mental, terkadang mereka merayakan self reward dengan mengonsumsi makanan yang mereka suka secara berlebihan, dari karakter gen Z inilah membuat pola makan mereka cenderung tinggi lemak dan karbohidrat sederhana serta tidak mementingkan resiko kesehatan yang penting mereka makan asal kenyang dan makan makanan yang ngetrends, mereka kurang mengonsumsi makanan yang kaya serat seperti, sayuran, buah, gandum dan serealia.
Gen Z beresiko mengalami berbagai penyakit degeneratif bahkan sekarang ada istilah remaja jompo. Pola makan ini jika terus dilakukan sangat tidak baik terhadap kesehatan tubuh dan mental dampaknya bisa bisa dirasakan jangka waktu pendek atau mendatang.
Ahli Gizi Audy sangat merekomendasikan agar Gen Z membangun kebiasaan hidup sehat dengan menerapkan pola makan gizi seimbang mengkonsumsi makanan sesuai porsi makan isi piringku gizi seimbang yang kaya serat, lengkap zat gizi makro dan mikro. Gen Z juga dianjurkan untuk aktif berolahraga, tidur yang cukup dan jaga kesehatan mental dengan bersyukur dan melakukan kegiatan positif. Menerapkan pola makan gizi seimbang merupakan langkah yang tepat dan cerdas guna mewujudkan generasi emas masyarakat Indonesia.