Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tenggara dari Fraksi Demokrat, Ronal Halomoan, menyatakan keprihatinan mendalam sekaligus mengecam keras peristiwa tragis yang baru-baru ini terjadi di salah satu sekolah dasar di SD O12 buluh rampai kec.seberida kabupaten Indragiri hulu propinsi Riau yg mana Seorang siswa dikabarkan meninggal dunia, diduga akibat menjadi korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya.
Peristiwa ini mencuatkan kembali urgensi akan pengawasan dan pendidikan karakter di lingkungan sekolah. Sebagai anggota Komisi D DPRK Aceh Tenggara yang membidangi sektor pendidikan, Ronal Halomoan menegaskan bahwa pencegahan bullying harus menjadi prioritas di setiap jenjang pendidikan.
“Ini bukan sekadar kejadian biasa, ini tragedi yang mencederai dunia pendidikan kita. Sudah saatnya kita bersikap tegas. Bullying bukan hanya menyakiti, tapi juga bisa membunuh,” ujar Ronal Halomoan dalam keterangannya di Kutacane.
Sejak awal masa jabatannya, Ronal telah memperjuangkan agar materi anti-bullying dijadikan bagian dari kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP hingga SMA. Ia meminta Dinas Pendidikan Aceh Tenggara segera mengambil langkah konkret agar seluruh sekolah memberikan edukasi khusus tentang bahaya bullying kepada para siswa.
Lebih jauh, Ronal juga mengingatkan pentingnya peran aktif orang tua dalam membimbing dan mengawasi perilaku anak-anak di luar jam sekolah.
“Pencegahan bullying tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah. Keluarga adalah benteng pertama pendidikan karakter. Orang tua harus menjadi contoh dan teladan yang baik di rumah,” tegasnya.
Ronal berharap kejadian memilukan seperti ini tidak terulang lagi di seluruh wilayah Indonesia yang mana dikenal dengan nilai-nilai persatuan dan kekeluargaan.
“Mari kita mulai dari sekarang. Tidak ada kata terlambat. Setiap upaya kebaikan akan membuahkan hasil, apalagi jika itu untuk masa depan anak-anak kita,” tutupnya..