Intan Jaya, Papua Tengah — Suasana ceria membaur dengan haru memenuhi halaman Taman Kanak-Kanak (TK) Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, saat puluhan anak-anak Kampung Pogapa menerima makanan secara cuma-cuma dari personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti. Sabtu (25/10/2025), kegiatan bertajuk “Jaya Sakti Berbagi” ini menjadi momentum kecil namun berarti, di tengah keterbatasan mereka yang hidup jauh di pelosok tanah Papua.
Anak-anak datang berbondong-bondong, wajah mereka tak bisa menyembunyikan kegembiraan. Di tangan mereka, nasi bungkus, telur, sayur, dan beberapa camilan bergizi dibagikan langsung oleh para prajurit berseragam loreng. Bukan sekadar pembagian makanan, lebih dari itu, ada rasa saling peduli yang ditularkan kepada masyarakat — kepedulian yang kian jarang menyentuh pelosok Papua.
Komandan Pos TK Pogapa, Kapten Inf K.C.W., menyebut kegiatan ini sebagai cara sederhana namun tulus dalam mempererat hubungan antara TNI dan rakyat. “Kami hadir bukan hanya menjaga wilayah, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat. Memberikan makanan kepada anak-anak adalah wujud kasih sayang dari kami, semoga ini bisa membawa sedikit kebahagiaan dan memenuhi kebutuhan gizi mereka,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tempat yang sama, Kepala Suku Kampung Pogapa, M.B. (62), tidak kuasa menyembunyikan rasa terima kasihnya. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan bahwa kehadiran Satgas di kampungnya sejak awal membawa banyak perubahan. “Kami sangat bersyukur. Satgas bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga ikut merawat anak-anak kami, memberi mereka makanan, perhatian, bahkan kebahagiaan. Ini luar biasa buat kami,” ujarnya dengan suara bergetar.
Dalam situasi geografis Intan Jaya yang sulit dijangkau dan tantangan keterbatasan ekonomi yang masih membelenggu, kehadiran Satgas menjadi oase kecil. Aktivitas “Jaya Sakti Berbagi” bukan sekadar momentum seremonial, tetapi menjadi perwujudan nyata bahwa negara hadir di tempat-tempat yang selama ini kerap terabaikan.
Dengan tubuh penuh lumpur dan peluh, prajurit Yonif 113/JS tetap membagikan makanan dengan senyum yang tak pudar. Mereka tak hanya menumpas sisa konflik atau menjaga perbatasan, tetapi juga merangkul dengan hati, menyapa dan memberi dengan penuh ketulusan.
Jika prajurit datang sebagai penjaga tanpa kedekatan, maka mereka hanya menjadi sosok bayangan. Tapi ketika mereka menyapa anak-anak, menyuapi yang lapar, dan menyeka air mata kecil yang terabaikan, di situlah makna kehadiran menjadi nyata.
Hari itu di Pogapa, bukan hanya perut anak-anak yang kenyang, tapi juga hati mereka yang hangat. Karena di balik nasi bungkus yang sederhana itu, terselip hormat, cinta, dan harapan. Bahwa masih ada Tentara Nasional Indonesia yang bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga menjaga senyum anak-anak di batas negeri.
Liputan : Salihan Beruh







































