Kutacane, Waspada Indonesia|
Pasca pandemi covid 19 beberapa waktu lalu masyarakat di kabupaten aceh tenggara banyak sekali yang mengalami kesulitan ekonomi, tingginya harga bahan pokok dan sulit untuk mendapatkan sebuah lapangan pekerjaan semakin melengkapi derita masyarakat bumi tanoh alas sepakat segenap aceh tenggara.
Waspada Indonesia, Minggu 22/10/2023 mencoba meninjau langsung ke desa perapat hulu di salah satu gang kecil bernama gg tebu dan disini terdapat kontrakan yang dihuni berkisar 15 (lima belas) rumah tangga, dikontrakan ini hampir seluruh penghuninya mencoba peruntungan dengan mencari pekerjaan hingga ke negara tetangga malaysia tampak dari banyaknya rumah kontrakan yang kosong yang telah ditinggal penghuninya.
Wak Min (67) salah seorang dari dua anaknya juga ikut pergi mengadu nasib ke malaysia, beliau yang bekerja sebagai buruh bangunan, juga menyampaikan kepada awak media Waspada Indonesia gaji yang didapatkannya sebagai buruh bangunan harian tidak dapat memenuhi biaya kehidupan sehari-hari kami. Minimnya lapangan pekerjaan di aceh tenggara dan gaji yang tidak seberapa, dengan berat hati melepaskan anak gadisnya pergi bekerja ke malaysia dengan harapan demi membantu serta menyokong kehidupan sehari-hari.
Agus (36) warga di kontrakan yang pernah bekerja di malaysia merupakan mantan TKI, juga mengatakan sulit mendapatkan pekerjaan dan gaji yang layak di aceh tenggara ini sehingga dalam waktu dekat berniat akan kembali melanjutkan bekerja ke malaysia guna menopang kehidupan keluarga.
Warga kontrakan di gg tebu desa perapat hulu berharap kepada Pemerintah Daerah Aceh Tenggara agar kedepan dapat membantu rakyat kecil seperti mereka dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga tidak ada lagi warga aceh tenggara yang mencari pekerjaan ke negeri tetangga.
— RE —