Kades Bukit Alim di Ujung Tanduk: Kejaksaan Mengendus Aroma Korupsi Vs Program Titipan Berjamaah

Waspada Indonesia

- Redaksi

Sabtu, 21 Juni 2025 - 19:13 WIB

5047 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Subulussalam  | Aroma busuk pengelolaan Dana Desa Bukit Alim, Kecamatan Longkib, perlahan menyeruak ke permukaan. Kejaksaan Negeri Kota Subulussalam resmi turun tangan. Kepala Kejari Supardi, SH, membenarkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki dugaan penyimpangan dana desa. Namun pertanyaan besarnya: Apakah hanya Desa Bukit Alim yang diperiksa? Atau ini hanyalah pintu masuk untuk mengungkap praktik “program titipan” berjemaah yang diduga membelit 82 kampong di Kota Subulussalam?

Penyelidikan yang dilakukan Tipidsus Kejaksaan I. K Daulai disebut-sebut merupakan buntut dari laporan masyarakat dan Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Bukit Alim pada 9 Mei 2025. Mereka mendesak dilakukannya audit khusus terhadap penggunaan dana desa tahun 2024–2025 yang diduga sarat pelanggaran, tidak transparan, serta terindikasi diselewengkan.

Ketua BPK Bukit Alim, Musdin, mengungkap fakta mencengangkan. Menurutnya, pelaksanaan kegiatan fisik tahun anggaran 2024 malah dikerjakan pada tahun 2025, yang seharusnya masuk dalam SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran). “Sampai saat ini Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Kampong pun belum disampaikan ke BPK,” kata Musdin.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, salinan APBKampong Tahun 2024 bahkan belum diberikan kepada BPK, meski surat permintaan telah dikirim ke berbagai pihak termasuk Dinas PMK dan Inspektorat. Pembangunan seperti pagar kantor kampong, ruko desa, drainase, musholla, hingga kolam wisata senilai hampir Rp200 juta dipertanyakan legalitas dan transparansinya.

Baca Juga :  Gaji Tertunda, Janji 2 Hektar Tanah: Misteri di Balik Pemerintahan Kota Subulussalam

Namun cerita sesungguhnya bukan hanya soal Bukit Alim. Sebuah pola mengemuka—program titipan!

Program ini diduga menjadi beban tersembunyi yang “dititipkan” oleh aktor-aktor elite kepada 82 desa di Kota Subulussalam. Dana pelatihan, pengadaan kegiatan, bahkan infrastruktur yang tak tercantum dalam musyawarah desa, disisipkan dalam APBDes melalui tekanan informal. Total kerugian dari program-program titipan ini ditaksir mencapai lebih dari Rp9 miliar. Pertanyaannya, apakah aparat penegak hukum berani mengungkapnya?

Sebelumnya, Kepala Desa Bukit Alim sendiri sempat mengeluhkan adanya beban program titipan yang tidak relevan dengan kebutuhan desa. Ini menguatkan dugaan bahwa praktek korupsi tidak lagi bersifat individu, melainkan sistemik dan berjemaah.

Yang lebih menyedihkan, tiga laporan masyarakat ke Inspektorat Kota Subulussalam—termasuk dua dari Bukit Alim dan Buluh Dori, serta satu laporan hilangnya aset BUMDes Belegen Mulia—justru tak mendapat tindak lanjut. Laporan yang mangkrak berbulan-bulan bahkan bertahun ini memunculkan kecurigaan: apakah Inspektorat sengaja membiarkannya?

Baca Juga :  PT SPT Berikan Bantuan Beras Pada Warga Terdampak Banjir di Kecamatan Sultan Daulat

Saat dikonfirmasi pada 13 Juni 2025, Inspektur Sarifuddin memilih irit bicara. “Ke Inspektur baru saja nanti,” jawabnya dingin. Bukannya menjelaskan, ia justru menambah kesan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.

Fakta mengejutkan lainnya: setiap laporan masyarakat ke Inspektorat harus mendapatkan disposisi Wali Kota untuk bisa diproses. Prosedur kuno dan birokratis ini dianggap sebagai akar dari budaya “audit mandek”, dan jadi tembok pelindung para pelaku penyimpangan.

Jika penegakan hukum masih “pilih kasih” dan inspektorat tetap lumpuh, maka perampokan dana desa akan terus merajalela, dan nasib rakyat hanya akan jadi angka dalam laporan fiktif.

Kini, mata publik tertuju pada Kejaksaan Negeri Kota Subulussalam. Apakah Supardi dan timnya cukup berani membongkar tumpukan borok ini sampai ke akar-akarnya? Ataukah Desa Bukit Alim hanya akan menjadi “kambing hitam” dari sebuah konspirasi sistemik yang lebih besar?

Rakyat menunggu. Hukum ditantang. Keadilan ditagih.//@

Berita Terkait

Ketua BPG Teladan Baru Beberkan Kejanggalan: Dana Direhab Mushalla Tanpa Rapat, Transparansi Dipertanyakan
Dugaan Penyalahgunaan Jabatan Kasi PMD Longkib, Terima Uang dari Dana Desa Lewat Proyek APBDes Buatan Mantan Pendamping
Wartawan SPJ Tuding Ketua AWNI Subulussalam ‘Sok Berpihak’ pada Pemerintah Desa, Fungsi Pengawasan Pers Diragukan
Isu Mendilam Memanas: Klarifikasi Pj Kades Dinilai Menyesatkan
Gaji Tertunda, Janji 2 Hektar Tanah: Misteri di Balik Pemerintahan Kota Subulussalam
Harapan Kepala Kemukiman Subulussalam: Transparansi dan Keadilan dari Walikota
Belatung di Tubuh, Luka di Hati: Derita Al Hasdi, Korban Kebakaran di Subulussalam yang Terabaikan
Warga Subulussalam Tuntut PT MSB Bertanggung Jawab Atas Pencemaran Lingkungan

Berita Terkait

Minggu, 29 Juni 2025 - 23:51 WIB

Kapolsek Kadudampit: Keamanan Bukan Tugas Polisi Saja, Tapi Tanggung Jawab Bersama Warga

Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:25 WIB

Bupati Karo Tegaskan Percepatan Perbaikan Jembatan Rusak di Kutaraja

Jumat, 27 Juni 2025 - 10:50 WIB

MUSDA XVIII HIPMI Sumut,Kolaborasi Pengusaha Muda Untuk Sumut Berkah

Kamis, 26 Juni 2025 - 15:09 WIB

Federasi SBSI Kunjungi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Terkait Pemberhentian Herlina Harahap

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:56 WIB

Rapat Sekretariat Forkopimda Kabupaten Karo Bulan Juni 2025 Bahas Isu Strategis Yang Berkembang di Masyarakat

Rabu, 25 Juni 2025 - 08:39 WIB

Hari Krida Pertanian 2025 Momen Untuk Menghargai Kontribusi Petani dan Peternak

Sabtu, 21 Juni 2025 - 20:31 WIB

Kak Eva Novarisma Purba Ketua LPAI Sumut Lantik Pengurus LPAI Kab. Karo

Jumat, 20 Juni 2025 - 23:20 WIB

Oknum Camat Ubah Plat Mobil Dinas Tanpa Izin, Aktivis Desak Inspektorat Turun Tangan

Berita Terbaru