KUTACANE, WASPADA INDONESIA | Kebakaran melanda sebuah rumah warga di Desa Mamas Indah, Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Minggu pagi, 3 Agustus 2025. Api melalap rumah milik Joliadin, S.P. (49), dan menyebabkan satu anak remaja mengalami luka bakar di bagian kaki. Empat jiwa dalam satu keluarga terdampak dalam kejadian tersebut.
Asap tebal pertama kali tercium dari lantai atas sekitar pukul 10.30 WIB. Joliadin, yang tengah berada di rumah bersama keluarganya, melihat kepulan api mulai membakar bagian atas bangunan. Panik, ia segera berteriak meminta pertolongan warga sekitar. Warga berdatangan membawa ember dan peralatan seadanya untuk membantu memadamkan api sembari menghubungi pemadam kebakaran.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tenggara, Moh Asbi, yang dikonfirmasi seusai kejadian, membenarkan bahwa kebakaran diduga kuat dipicu oleh korsleting arus pendek. Menurutnya, setelah menerima laporan, dua unit armada pemadam dari Pos Lawe Sekerah segera dikerahkan ke lokasi. “Petugas langsung menuju lokasi untuk memadamkan api. Warga juga ikut membantu. Sekitar pukul 11.00 WIB, api berhasil dikendalikan,” kata Asbi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, sebelum api benar-benar padam, Rehan Ramadan (17), anak kandung Joliadin, mengalami luka bakar di bagian kaki. Ia diduga terkena sambaran panas saat berupaya menyelamatkan barang-barang penting dari dalam rumah. Rehan kemudian dievakuasi dan mendapatkan perawatan awal.
Bangunan semi permanen yang terbakar dihuni satu keluarga dengan empat anggota. Sementara kerusakan cukup parah terjadi di bagian atas rumah. Petugas dan warga melakukan evakuasi sisa perabotan yang masih bisa diselamatkan.
Kebakaran ini menambah deret panjang insiden serupa di wilayah Aceh Tenggara, di mana sebagian besar kasus disebabkan kelalaian dalam sistem instalasi listrik. Hingga kini, belum ada regulasi yang secara aktif mengawasi pemeriksaan instalasi listrik rumah tangga di kawasan tersebut. BPBD pun kembali mengingatkan warga untuk waspada dan rutin memeriksa kondisi kabel serta perangkat kelistrikan yang digunakan sehari-hari.
Satu keluarga yang terdampak kini masih dalam pendataan dan pendampingan awal oleh pihak BPBD dan aparatur desa. Upaya bantuan darurat seperti logistik dan perlengkapan dasar sedang disiapkan pemerintah kabupaten melalui jalur darurat bencana. Namun, rumah mereka tak bisa lagi dihuni. Sebuah tenda sementara didirikan warga sebagai tempat beristirahat mereka malam itu. Bagi keluarga Joliadin, insiden ini meninggalkan bekas luka tak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional. Rumah yang dibangun bertahun-tahun hangus hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
(Laporan Salihan Beruh)