SURABAYA | GMNI Surabaya versi DPP Arjuna Dendy pada Selasa (25/7) demo Kejaksaan negeri Surabaya minta kasus dugaan suap dan gratifikasi Ketua Bawaslu Surabaya Agil Akbar dilanjutkan prosesnya. Terlihat ratusan massa GMNI memenuhi Jalan Sukomanunggal depan kejari Surabaya meneriakkan yel-yel, membawa poster, dan membawa atribut demo.
“Kami meminta pihak Kejari untuk segera mengeluarkan surat perintah kepada DKPP, untuk memberikan pemberhentian sementara kepada saudara Agil sampai putusan pengadilan,” katanya Ketua DPC GMNI Surabaya, Prima Dwi Dzaldi kepada media.
Dalam aksinya, aktivis GMNI juga meminta Kejari Surabaya untuk memberi surat kepada tim seleksi Bawaslu untuk tidak meloloskan Agil Akbar yang saat ini mencalonkan diri lagi sebagai kandidat di Komisioner Bawaslu Kota Surabaya untuk 2024 mendatang.“Kasus dugaan gratifikasi rekrutmen Panwascam sedang diproses hukum. Karena itu kami juga meminta pihak Kejari Surabaya memberikan surat kepada tim seleksi Bawaslu,” tambahnya.
Salah satu orator meneriakkan agar kejaksaan melanjutkan proses hukum terhadap ketua Bawaslu Surabaya Agil Akbar. Orator tersebut berkata kejaksaan tidak boleh tebang pilih. “Agil harus diproses! Kejaksaan tak boleh tebanh pilih!” Ujar orator dengan teriakannya yang diiyakan pendemo GMNI.
“Bawaslu harus dilindungi dari koruptor!!” Kata orator yang lain.
Diketahui sebelumnya Agil pernah diperiksa kejari Surabaya tentang dugaan suap dan gratifikasi. Namun hingga kini kasus belum berlanjut.
Pemeriksaan terhadap Agil tersebut dilakukan pada Senin 5 Desember 2022. Agil mengatakan, bahwa proses pemeriksaan berlangsung singkat.
“Dimintai klarifikasi oleh Kejari, datang jam 9, lalu dimulai jam 10, cuma sebentar kok, mari ngunu wes mari setelah itu sudah selesai). Keluar dari Kejari setengah sebelas siang. Nggak tau, lupa saya. Hampir barengan dengan anak-anak demo itu,” katanya saat dikonfirmasi melalui telepon mengenai pemeriksaan dirinya, Rabu (07/12/2022).
Kepengurusan GMNI surabaya yang kini dipimpin Prima Dwi Rizaldi bersama Irsyad Miftha diduga berjalan dengan sokongan partai Nasdem. Terbentuknya kepengurusan diduga atas campur tangan partai nasdem.
Karena itu diduga ada motif politik GMNI surabaya dalam berdemo. karena demo GMNI surabaya yang dibantu nasdem menyasar bawaslu yang merupakan penyelenggara pemilu (REL)